MSB dan LSB
Pengertian MSB (Most Significan Bit)
Dalam komputasi, bit yang paling signifikan (MSB atau MSB, juga disebut bit high-order) adalah sedikit posisi dalam bilangan biner memiliki nilai terbesar. MSB
ini kadang-kadang disebut sebagai bit paling kiri karena konvensi
di notasi posisional penulisan angka yang lebih signifikan jauh ke kiri.
MSB juga dengan bit tanda dari bilangan biner ditandatangani dalam satu atau melengkapi dua itu notasi, "1" yang berarti negatif dan "0" yang berarti positif.
Hal ini umum untuk menetapkan setiap bit nomor posisi, mulai dari nol
sampai N-1, di mana N adalah jumlah bit dalam representasi biner
digunakan. Biasanya, ini hanya eksponen untuk sedikit berat badan yang sesuai dalam basis-2 (seperti dalam
2 31 ..2 0
). Meskipun produsen CPU beberapa menetapkan nomor bit sebaliknya (yang tidak sama dengan yang berbeda endianness ), yang jelas tetap MSB bit yang paling signifikan. Ini mungkin salah satu alasan mengapa MSB istilah
ini sering digunakan sebagai pengganti dari sejumlah bit, meskipun
alasan utama mungkin bahwa representasi nomor yang berbeda menggunakan
nomor yang berbeda dari bit.
Dengan ekstensi, bit paling signifikan (jamak) adalah bit yang paling dekat dengan, dan termasuk, MSB tersebut.
MSB, di semua ibukota, juga bisa berdiri untuk "byte paling signifikan". Artinya sejajar di atas: itu adalah byte (atauoktet ) dalam posisi nomor multi-byte yang memiliki nilai potensi terbesar.
Pengertian LSB (Least Signifikan Bit)
Dalam komputasi , yang paling bit signifikan (lsb) adalah bit posisi
dalam sebuah biner bilangan bulat memberikan nilai unit, yaitu,
menentukan apakah jumlah yang adalah genap atau ganjil. Lsb The kadang-kadang disebut sebagaihak-yang paling bit, karena untuk konvensi di notasi posisioanl penulisan digit kurang signifikan lebih lanjut ke kanan.Ini adalah analog dengan paling signifikan digit dari desimal integer, yang merupakan digit dalam orang-orang (kanan-sebagian besar) posisi.
Hal ini umum untuk menetapkan setiap sedikit nomor posisi, mulai dari
nol sampai N-1, di mana N adalah jumlah bit dalam representasi biner
yang digunakan. Biasanya, ini adalah hanya eksponen untuk bit berat badan yang sesuai dalam basis-2 (seperti seperti dalam
2 31 ..2 0
). Meskipun produsen CPU beberapa menetapkan nomor bit dengan cara yang berlawanan (yang merupakan tidak sama dengan yang berbeda endianness ), para LSB jangka (tentu saja) tetap tidak ambigu sebagai alias untuk unit bit.
Dengan ekstensi, para bit paling signifikan (jamak) adalah bit dari jumlah paling dekat dengan, dan termasuk, lsb tersebut.
The bit paling signifikan memiliki properti yang berguna dari berubah dengan cepat jika nomor perubahan bahkan sedikit. Sebagai
contoh, jika 1 (biner 00000001) ditambahkan ke 3 (biner 00000011),
hasilnya akan menjadi 4 (biner 00000100) dan tiga dari bit paling
signifikan akan berubah (011 sampai 100). Sebaliknya, tiga bit paling signifikan tetap tidak berubah (000-000).
Bit yang signifikan Least sering dipekerjakan dalam generator pseudorandom nomor , fungsi hash dan checksum .
Dan inilah contoh MSB dan LSB
SISTEM BILANGAN
I.1. Sistem Bilangan Biner.
Sistem
bilangan yang paling kita kenal adalah sistem bilangan desimal. Selain
sistem bilangan desimal terdapat bermacam-macam sistem bilangan, salah
satunya ada-lah sistem bilangan biner. Masing-masing sistem bilangan
tersebut dibatasi oleh basis yaitu banyaknya angka atau digit yang
digunakan.
Sistem
bilangan desimal mempunyai basis = 10 karena sistem bilangan desimal
mempunyai 10 digit yaitu dari 0 sampai dengan 9. Arti biner adalah dua.
Sistem bilangan biner hanya menggunakan dua digit, yaitu 0 dan 1.
Seluruh digit yang lain (2 sampai 9) tidak dipergunakan. Dengan
perkataan lain, bilangan-bilangan biner merupa-kan string dari 0 dan 1.
Bobot
dari suatu bilangan tergantung kepada basis-nya dan susunan bilangan
ter-sebut. Misalnya untuk bilangan desimal 278,94 mempunyai bobot :
(2x102)+(7x101)+(8x100)+(9x10-1) +(4x10-2) = 200 + 70 + 8 + 0,9 + 0,04 = (278,94)10
Dari penulisan di atas kita dapat melihat bahwa 2 mewakili harga ratusan (102), 7 mewakili harga puluhan (101), 8 mewakili harga satuan (100), 9 mewakili harga perse-puluhan (10-1), dan 4 mewakili harga perseratusan (10-2).
Demikian
pula halnya dengan bobot bilangan untuk bilangan biner, cara
per-hitungannya persis sama, cuma angka 10 diganti dengan angka 2.
Contoh untuk bilangan
1101,101:
(1x23) + (1x22) + (0x21) + (1 x2 0) + ( 1x 2-1) + ( 0x2-2) + ( 1x2-3) = 8+ 4 + 0 + 1 + 0,5 + 0,125 = ( 13,625)10
Contoh 2 10111,011= 23,375
Dari
perhitungan dapat dilihat bahwa digit yang paling kanan mempunyai nilai
yang terkecil, sedang digit yang paling kiri mempunyai nilai yang
terbesar. Digit yang mempunyai
nilai yang terkecil disebut LSB (Least Significant Bit) dan digit yang
mempunyai nilai yang terbesar disebut MSB (Most Significant Bit).
I.2. Berhitung Biner.
Sebagaimana
halnya dengan bilangan desimal, yang dapat dilakukan di dalamnya
berbagai operasi komputasi (perhitungan), maka pada bilangan-bilangan
biner dapat pula dikerjakan operasi-operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
I.2.1. Penjumlahan Biner.
Penjumlahan bilangan biner sama saja caranya dengan penjumlahan bilangan desi-mal. Aturan yang digunakan untuk penjumlahan adalah :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 =
0 , dengan pindahan 1 pada bit biner sebelah kirinya.
Contoh :
1). 1 0 0 1 (9) 2). 0 1 1 1 (7)
1 1 1 0 (14) 1 0 1 0 (10)
--------------- + ----------------------------. +
1 0 1 1 1 (23) 10 0 0 1 (17)
I.2.2. Pengurangan Biner
Pengurangan
bilangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti
pengurangan bilangan desimal, yaitu sebagai kebalikan dari penjumlahan. Tiap-tiap
bit dari pengurang (subtrakenol) mengurangi bit yang berpadanan dengan
bilangan yang dikurangi (minunol). Jika angka diminunol lebih kecil dari
angka pengurang, maka dipinjam satu (1) dari lajur berikutnya sebelah
kiri. Meminjam kebalikan dari pindahan.
Cara pengurangan demikian ternyata tidak cocok untuk
diwujudkan secara elektronik, karena akan membuat rangkaian menjadi
rumit. Hal ini disebabkan karena tidak ada konsep logika -1. Sehingga
perlu dicari cara untuk mempresentasikan bilangan-bilangan negatif.
Untuk mengatasai cara ini, maka dipakai metoda " mengkomplemen dan
menjumlah".
Komplemen dari suatu bilangan biner diperoleh dengan cara membalik tiap-tiap bit dari bilangan tersebut.
Komplemen
dari subtrakenol dijumlahkan dengan minunol dan hasil pindahan dari
jumlah bit yang bobotnya paling besar (MSB) dicatat. Jika
hasilnya adalah 1, berarti bahwa hasil pengurangan adalah bilangan
positif. Untuk mendapatkan hasil akhirnya, maka harus dilakukan
"pemindahan memutar ke ujung" (lend around car-ry) dan bit yang paling
kecil bobotnya (LSB) harus ditambahkan dengan bit pin-dahan tersebut.
Bila bit pindahannya adalah 0, maka dapat disimpulkan:
a. Hasil pengurangan adalah negatif.
b. Hasil
pengurangan merupakan komplemen dari jawaban akhir karena itu untuk
mendapatkan hasil akhir yang benar, maka hasil penjumlahan tersebut
harus dikomplemenkan.
Contoh:
1). 1001 (9) - 0100 (4) 2). 0111 (7) - 1101(13)
1001 (9) 0111 (7)
1011 (komplemen-1 dari 4) 0010(komplemen dari 13
------------ + --------- +
1 0100 (jumlah) 01001jumlah)
1 (pindahan memutar ke ujung) 0110 (komplemen-1=hasilnya)
-------+ menunjukkan hasilnya bil.negatif -6
menanda- 0101 (Hasilnya +5)
kan hasilnya bil.positif
1100
7 0111 Ã komp-1 1000
-----
1 0100
1
0101Ã 5
Bila menggunakan metode ini ada dua hal yang harus diperhatikan :
1. Kedua
bilangan harus dituliskan dalam jumlah bit yang sama, misalnya bila
suatu bilangan yang terdiri dari 5 bit (10011) dikurangi dengan bilangan
yang terdiri dari 3 bit (101), maka bilangan tersebut harus dituliskan
dahulu dalam 5 bit yaitu 00101 dan bila dikomplemenkan akan menjadi
11010.
2. Perlu
diperhatikan jumalh bit yang digunakan dalam perhitungan sehinggaakan
menjadi jelas mana bit yang merupakan hasil pindahan yang akan
menentukan tanda bilangan. Bila perhitungan menggunakan 5 bit, maka bit
yang ke-6 meru-pakan pindahan, jadi bukan bit yang paling besar
bobotnya. Bit tersebut hanya merupakan tanda positif atau negatif dari
bilangan hasil pengurangan yang juga akan menentukan.
Contoh :
111 (7) - 10110 (22)
00111 (7)
01001 (komplemen dari 22)
-------- +
10000 (jumlah)
01111 (komplemen = hasilnya - 15)
1.2.3. Perkalian Biner
Cara untuk mengalikan bilangan biner seperti pada perkalian bilangan desimal.
Contoh : 1100 (12) x 1011 (4) ------------------> 1100
1011
-------x
1100
1100
0000
1100
------------
10000100 (Hasil = 132)
1.2.4. Pembagian Bilangan Biner
Caranya sama saja dengan pembagian pada bilangan desimal.
Contoh : 1010 (10) : 100 (4) = 10,1 (2,5) 10,1
100 1010
---
100
100
---- -
0
1.3. Konversi Bilangan dari Satu Radiks ke Radiks Lainnya.
1.3.1. Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Biner.
Caranya dapat dilihat pada bahagian sebelumnya.
1.3.2. Mengubah Bilangan desimal menjadi Bilangan Oktal.
Caranya sama dengan untuk proses konversi bilangan biner hanya pembaginya yang berbeda yaitu 8.
Contoh : Carilah Bilangan Oktal dari (872)10
872 : 8 = 109 sisa 0 (LSB)
109 : 8 = 13 sisa 5
13 : 8 = 1 sisa 5
1 : 8 = 0 sisa 1 (MSB)
Hasilnya : (872)10 = (1550)8
1.8*3+5.8*2+5.8*1+0.8*0
512+320+40+0=872
1.3.3. Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Hexadesimal.
Caranya adalah sama dengan mengubah ke bilangan biner hanya pembaginya = 16.
Contoh : Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10
8764 : 16 = 547 sisa 12 (LSB) 0-15 10 A, 11 B, 12 C
547 : 16 = 34 sisa 3
34 : 16 = 2 sisa 2
2 : 16 = 0 sisa 2 (MSB)
Hasilnya : (8754)10 = (223C)16
1.3.4. Mengubah Bilangan Biner Menjadi Bilangan Oktal.
Untuk
mengubah bilangan biner menjadi bilangan oktal yaitu dengan
menge-lompokkan bit-bit bilangan biner tersebut yang terdiri dari 3 bit
dimulai dari LSB masing-masing kelompok tersebut. Kemudian dibaca bobot
bilangannya atau nilai desi-malnya. Susunan bobot-bobot bilangan
tersebut sudah merupakan bilangan oktalnya.
Contoh : Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
101 / 110 / 111 = 101 110 111
5 6 7
Hasilnya : (101110111)2 = (567)8
1.3.5. Mengubah Bilangan Oktal Menjadi Bilangan Biner.
Cara
mengubah bilangan oktal menjadi bilangan biner yaitu masing-masing
digit bilangan oktal tersebut diubah langsung menjadi bilangan biner
yang terdiri dari 3 bit. Kemudian kelompok bit tersebut disusun sesuai dengan urutan semula.
Contoh : Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
( 2 5 1 )8 = ( 010 101 001)2
010 101 001
1.3.6. Mengubah Bilangan Biner Menjadi Bilangan Hexadesimal.
Cara
mengubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal yaitu dengan cara
mengelompokkan bilangan biner tersebut menjadi kelompok yang terdiri
dari 4 bit dimulai dari LSB. Susunan dari bobot bilangan masing-masing
kelompok tersebut adalah bilangan hexadesimal yang dicari.
Contoh : Ubahlah ( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal.
1101 / 0110 / 1011 = ( D6B )16
13=D 6 B
1.3.7. Mengubah Bilangan Hexadesimal Menjadi Bilangan Biner.
Cara
untuk mengubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner yaitu
masing-masing digit bilangan hexadesimal tersebut diubah langsung
menjadi bilangan biner yang terdiri dari 4 bit kemudian kelompok bit
tersebut disusun sesuai dengan urutan semula.
Contoh : Ubahlah (251)16 menjadi bilangan biner .
( 2 5 1 )16 = (1001010001)2
0010 0101 0001
1.3.8. Bilangan Pecahan.
Rumus bobot bilangan untuk bilangan pecahan :
d-1r -1 + d -2 r -2 + ...............+ d -n r -n
Sehingga rumus umum untuk suatu bilangan utuh dan pecahan adalah :
N(r) = dnrn + dn-1 rn-1 + .........+ d1r1 + d0 r0 + d -1r-1 + d-2 r-2 + ........+ d-n r-n
dimana : n = menunjukkan digit yang ke berapa dihitung dari do
d = digit yang digunakan r = radiks dari bilangan
Contoh :
( 25,1 )8 = ( 2x 81 ) + ( 5 x 80 ) + ( 1x 8-1 ) = 16 + 5 + 1/8 = ( 21,125 )10
( 10,11 )2 = ( 1 x21 ) + (1 x 2-1 ) + ( 1x2-2 ) = 2 + 0,5 + 0,25 = ( 2,75 )10 Untuk
mengubah bilangan desimal yang mengandung pecahan menjadi bilangan
radiks lain, maka masing-masing bagian yang utuh dan yang pecahan
dikerjakan sendiri-sendiri. Bilangan yang utuh iubah dengan cara
pembagian sesuai dengan radiksnya terus-menerus sampai habis. Sedangkan
bilangan pecahan diubah dengan cara mengalikan berturut-turut dengan
radiks baru yang dikehendaki.
Tiap-tiap hasil perkalian yang utuh (bukan pecahan) akan menjadi digit-digit pecahan bilangan baru tersebut.
32 16 8 4 2 1
Contoh : Ubahlah ( 20,11 )10 menjadi bilangan biner.
Bagian yang utuh Bagian pecahan
20 : 2 = 10 sisa 0 (LSB) 0,11 x 2 = 0,22 0
10 : 2 = 5 sisa 0 0,22 x 2 = 0,44 0
5 : 2 = 2 sisa 1 0,44 x 2 = 0,88 0
2 : 2 = 1 sisa 0 0,88 x 2 = 1,76 11
1 : 2 = 1 sisa 1 (MSB) 0,76 x 2 = 1,52 1
( 20 )10 = ( 10100 )2 0,52 x 2 = 1,04 1
0,04 x 2 = 0,08 0
( 0,11 )10 = ( 0,000111 )2
10/3
Hasilnya : ( 20,11 )10 = ( 10100,000111)2
1.4. Komplemen-2
Komplemen-2 dari suatu bilangan biner diperoleh dengan menambahkan 1 pada komplemen-1.
Komplemen-2 = Komplemen-1 + 1
Contoh :
Komplemen-2 dari 1011 adalah ...........
Solusi : Komplemen-1 dari 1011 -------> 0100
0100
1
------- +
0101 (dalam bentuk komplemen-2)
Pengurangan Komplemen-2
Cara
mengurangi suatu bilangan biner dengan menggunakan komplemen-2 yaitu
pengurangnya diubah dahulu ke bentuk komplemen-2 kemudian dijumlahkan
dengan bilangan yang dikurangi. Jika ada pindahan (carry) pada bit MSB-nya, maka pindahan tersebut dibaikan dan hasilnya berupa bilangan positif.
Contoh: 7 - 5 = .......
111 (7) 111 (7)
101 (5) _ 011 + (komplemen 2 dari 5)
1010
Hasilnya adalah 010 (= + 2)
carry digit-1 diabaikan
27 - 20 = ........
11011 (27) 11011 (27)
10100 (20) _ 01100 + (komplemen-2 dari 20)
1 00111
diabaikan Hasilnya : 00111 ( + 7 )
Jika tidak ada pindahan pada bit MSB-nya berarti hasilnya negatif dan berada dalam bentuk komplemen-2.
Contoh : 5 - 7 = ...........
101 (5) 101 (5)
111 (7) _ 001 + ( komplemen-2 dari 7)
110 (berada dalam bentuk kompl-2)
Hasilnya : komplemen-2 = komplemen-1 + 1
110 = 101 + 001
dikomplemenkan menjadi = 010 ( = - 2)
1.5. Bilangan BCD ( Binary Coded Desimal)
Sistem
bilangan BCD menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan
bilangan desimal 0 sampai 9. Bilangan yang lebih besar dari bilang-an
ini dinyatakan dengan 2 atau lebih kelompok bilangan biner 4 bit.
Contoh : 28 ditulis 0010 1000 yang ekivalen dengan (0010 x 101 ) + (1000 x 100 )
Nibble
adalah string dari 4 bit. Bilangan BCD (Binary-coded-desimal)
mengungkapkan setiap digit desimal sebagai sebuah nibble. Sebagai contoh
: 2.945 dapat diubah menjadi bilangan BCD sebagai berikut :
2 9 4 5
0010 1001 0100 0101
Sebagaimana yang kita lihat, setiap digit desimal dikodekan dengan sebuah nibble.
Pada
penjumlahan bilangan BCD yang hasilnya lebih besar dari 9 ( 1001 ) maka
harus dilakukan pindahan ke kelompok berikutnya.
Contoh : 25 + 18 = 43
0010 0101 (25)
0001 1000 + (18)
0011 1101
1 + 1010 _
0100 1101
0101 +
1 0010
1 +
0011
4 3
0 komentar:
Posting Komentar